Proses Percetakan dengan teknik sablon
Salah satu teknik percetakan selain dengan mesin (offset printing, digital printing), bisa juga dengan manual. Begitu pula proses sablon di Serang, proses percetakan manual ini dilakukan dengan berbagai alasan misalnya karena jumlah terlalu sedikit, terlalu tebal bahan sehingga tidak dapat masuk ke mesin offset, atau alasan lainnya. Cara percetakan manual seperti ini umumnya adalah dengan di sablon.
Pengertian Sablon
Sablon atau cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak menggunakan kain kasa(screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar nylon atau sutra (silk screen). Dengan kata lain sablon adalah cara cetak dengan mentransfer tinta dari silk screen atau kain kasa ke media cetak. Media cetak bisa berupa kertas, plastik, textil, kayu, dll.
Istilah sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu sjabloon artinya templat atau template. Secara sederhana pengertian tempalte adalah sebuah pola atau tatanan dengan bentuk tertentu dan bisa digunakan untuk menggandakan bentuk tertentu tersebut. Contoh apabila template berbentuk kuda, maka hasil penggandaannya juga bentuk kuda, abapila template berbentuk tulisan dan gambar maka penggandaannya juga berbentuk tulisan dan gambar, dan seterusnya.
Proses pengerjaannya adalah dengan menuangkan tinta di atas kain kasa atau screen kemudian disapu / digesut menggunakan rakel. Satu screen secara umum hanya digunakan digunakan untuk satu warna. Sedangkan untuk membuat beberapa warna dalam satu desain harus menggunakan beberapa screen. Apabila desainnya terdiri dari 3 warna maka diperlukan 3 screen, kalau desainnya terdiri dari 4 warna maka diperlukan 4 screen, dst.
Sejarah Sablon
Sumber gambar dari berkaos.com
Teknik perecetakan dengan sablon pertama kali muncul di Tiongkok selama era Dinasti Song (960–1279 M). Percetakan dengan teknik sablon kemudian dikembangkan oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890 berkebangsaan Jepang.
Percetakan dengan teknis sablon ini semakin berkembang hingga ke daratan Eropa dan akhirnya sampai juga ke Indonesia. Untuk memulai usaha baru di bidang percetakan, percetakan dengan teknik Sablon adalah salah satu pilihan karena merupakan salah satu teknik percetakan sederhana, murah, dengan investasi rendah.
Namun dengan ketekunan percetakan dengan teknik sablon ini bisa menjadi usaha andalan. Seiring berjalannya waktu percetakan dengan teknik sablon ini kemudian berkembang menggunakan metode lebih baru.
Pada awal tahun 1910-an, beberapa pencetak bereksperimen dengan bahan kimia foto reaktif menggunakan sifat-sifat pengikatan silang yang diaktifkan cahaya atau pengerasan aktinik dari kalium, natrium atau amonium kromat dan bahan kimia dikromat yang dikombinasikan dengan lem dan senyawa gelatin.
Pada era sekarang ini teknik sablon, untuk memenuhi kebutuhan konsumen sablon sudah menggunakan penggabungan beberapa teknologi. Teknologi digital printing, teknologi robot, teknologi mesin khusus sablon, sablon dengan karet (cara kerjanya seperti stempel) tetapi menggunakan mesin, DTF, dll.
Perlengkapan Sablon
Apa saja perlengkapan atau peralatan untuk proses percetakan dengan teknik sablon ini ?. Ada beberapa hal pokok perlengkapan atau peralatan wajib disediakan seperti : silk screen, rakel, spon/busa berwarna gelap, kaca bening. Perlengkapan lainnya meskipun harus tetap ada tetapi masih bisa digantikan dengan alat lain seperti : Meja sablon bisa digantikan dengan papan diberi engsel, lampu afdruk bisa digantikan dengan sinar matahari, pengering bisa menggunakan hair drier bisa juga dengan kipas angin atau bisa dengan pengeringan cara lain.
Tetapi untuk memudahkan pekerjaan sablon ini, lebih baik dilengkapi semua peralatan standar kebutuhannya antara lain :
- Silk screen – alat utama digunakan untuk proses sablon.
- Coater atau Penyaput – digunakan untuk meratakan obat afdruk ke silk screen.
- Wadah dan pengaduk (ukuran sesuai kebutuhan) – untuk mencampur obat afdruk.
- Hair drier atau Kipas Angin – untuk mengeringkan obat afdruk sebelum dan sesudah disinari.
- Meja Afdruk / Kaca / Lampu – untuk proses afdruk, bisa digantikan dengan sinar matahari.
- Busa (usahakan warna gelap) – untuk proses afdruk, sebagai alat bantu press.
- Papan atau Triplek – sebagai alat bantu press pada proses afdruk.
- Semprotan air / Water Spray Gun – untuk menyemprot hasil afdruk.
- Meja sablon – bisa menggunakan meja afdruk (no. 5).
- Tusuk gigi – untuk tusir (memperbaiki hasil afdruk).
Proses afdruk
Persiapan sebelum afdruk adalah film, obat afdruk, coater atau penyaput, alat pengering (hair drier atau kipas angin), semprotan air / water spray gun, kain lap penyerap air (bisa juga menggunakan kertas).
- Siapkan gambar desain yang diprint dengan tinta laser jet atau digital printing, kalau sudah mahir nanti print dengan printer desk jet biasa juga bisa. Untuk print di media kalkir atau plastik film transparan bisa langsung dipakai untuk proses afdruk. Untuk print di media kertas HVS, sebelumnya oleskan minyak goreng bersih secara merata pada posisi bagian belakang kertas.
- Tuangkan pada wadah obat afdruk secukupnya (untuk ukuran silk screen 20 X 30 cm) saya menggunakan 2 sendok makan obat afdruk dan 12 tetes sensitizer kemudian aduk sampai tercampur rata. Perbandingan tepatnya adalah 10 bagian obat afdruk atau emulsion dan 1 bagian sensitizer.
- Tuang dan olesan ke silk screen menggunakan coater atau penyaput untuk meratakan. Cara menyaput adalah 1 (satu) arah, bagian depan 3X bagian belakang 3X. Sebelum dikeringkan pastikan hasil penyaputan sudah merata. Nanti kalau filingnya sudah bagus menggunakan benda lainnya juga bisa seperti penggaris, acrilyc, kartu ID Card dll. Utamanya permukaan untuk meratakan harus benar-benar mulus rata. Jika merasa kurang rapih bisa dirapihkan dengan amplas halus.
- Setelah rata keringkan dengan hair drier atau kipas angin sampai benar-benar kering.
Jika proses afdruk menggunakan sinar matahari :
- Letakkan paling bawah adalah papan atau triplek tebal, busa, silk screen, film, kaca bening.
- Hati-hati pada saat meletakkan film, jangan sampai terbalik. Kalau posisi terbalik nanti hasil sablonnya juga terbalik.
- Tekan dan tahan atau pres kaca bening dan triplek tebar, pastikan film sudah rata dan menempel erat pada silk screen.
- Posisikan kaca ke bagian bawah agar tidak terkena sinar matahari
- Bawa ke lurar untuk mencari sinar matahari. Pastikan sinar matahari terang dan merata.
- Balik posisi kaca menjadi ke atas (menghadap matahari) dan hitung kira-2 10 atau 15 detik.
- Jika posisi matahari tertutup mendung, sedikit susah menghitungnya. Bisa 1 menit atau lebih, tergantung terangnya sinar matahari.
- Letakkan kaca, film, busa dan triplek di tempat aman dan silk screen langsung diguyur dengan air bersih bagian depan dan belakang di tempat sedikit cahaya.
Jika proses afdruk menggunakan meja afdruk :
- Bersihkan kaca meja afdruk, jangan sampai ada kotoran sekalipun kecil.
- Letakkan pada posisi paling bawah film, silk screen, spon, tripek tebal, beban pemberat (untuk pengepresan).
- Nyalakan lampu afdruk dan tunggu kurang lebih 7 s/d 10 menit (tergantung terang lampunya). Semakin terang, semakin sedikit waktu dibutuhkan untuk penyinaran.
- Angkat beban pemberat, triplek tebal dan spon.
- Guyur dengan air bersih bagian depan dan belakang ditempat sedikit cahaya.
- Boleh langsung semprot air dengan atau diamkan dulu 3 atau 5 menit baru disemprot.
- Terawang hasilnya, jika sudah bagus lanjut ke langkah berikutnya. Jika belum semprot air lagi sampai hasilnya bagus.
- Lap sisi-sisi pinggir silk screen.
- Tempelkan lap penyerap air (semacam kanebo) bagian depan dan belakang, ini hanya untuk mempercepat proses pengeringan. Hati-hati jangan digeser-2 apaligi digosok-2.
- Keringkan dengan hair drier atau kipas angin dan periksa hasilnya dengan menerawang menghadap ke tempat terang.
- Apabila ada kebocoran perbaiki dengan obat afdruk yang belum dicampur menggunakan tusuk gigi dengan mengolesi secara perlahan.
Proses afdruk sudah selesai, selanjutnya proses sablon.
Bahan dan peralatan untuk proses Sablon
Setelah perlengkapan sablon dilengkapi semua, selanjutnya bahan-bahan harus disiapkan antara lain :
- Obat afdruk (untuk water based berbeda dengan solvent based).
- Hardener (untuk penguat obat afdruk supaya hasil afdruk tidak mudah rusak atau rontok)
- Tinta sablon (Water based atau solvent based)
- Pengencer tinta sablon (Water based berbeda dengan solvent based)